BINGKISAN KECIL AWAL FEBRUARI

Putaran waktu terus bergulir tanpa henti, tidak terasa angka enam mulai menunjukkan banyaknya perputaran bumi terhadap matahari. Sekian lama sudah si Buyung pemuda dari negeri antah berantah mengenal si Bunga gadis kalem asal kecamatan tetangganya. Tak terasa 6 tahun sudah si Buyung  berkenalan dengan si Bunga terhitung sejak pelatihan di sebuah gedung di ibukota. Waktu itu tentu tidak terlalu singkat untuk saling mengenal dan memahami. Menguak lembaran-lembaran yang merasuk hingga ke sanubari.
Awal Februari catatan kecil yang sudah lima kali terlewati, berlalu bersama segenap harapan yang terus mencekam menusuk sanubari. “8 februari” tanggal itu seakan begitu membekas di memori hingga terus di nanti-nanti.  Seakan tanggal itu begitu spesial, hari dimana si Bunga berulang tahun. Buyung berharap mampu berikan sepercik kebahagiaan untuk si Bunga seraya hendak menguntai sebuah rasa. Namun, berkali-kali ia menanti tak kunjung jua iya temui.
Sudah 5 kali hari itu terlewatkan dan kado special dari si Buyung pun tak pernah sempat dia berikan. Berbagai hal selalu menjadi penghalang dihari itu, bahkan  kado spesialpun terpaksa masuk  tong sampah depan kos-kosan.
Kini tahun ke-enam terhitung sejak perkenalannya dengan Bunga, februari kembali menyapa. Tahun politik yang melanda di tahun ini, terlihat Buyung disibukkan dengan berbagai agenda. Kendatipun demikian, kesibukan tak membuatnya lupa hari penting di bulan dua. Seperti biasa Buyung mulai bertanya dengan beberapa rekannya, tentang hadiah special yang harus ia berikan buat pujaan hati. Buyung berharap tahun ini cerita akan berbeda.
Tak terasa, hanya menghitung jam hari itu akan tiba. Namun Buyung masih bingung hendak berikan hadiah apa, dan hendak berikan melalui siapa. Apalagi beberapa tahun terakhir ia terlalu sulit untuk menemui Bunga. Akhirnya Buyung yakinkan diri dan tetap untuk memberikan sebuah bingkisan ucapan selamat meski dalam bentuk sederhana.
Sambil bermenung, terpikirkan olehnya untuk memberikan sebuah jam mungil berharap Bunga dapat mengingat waktiu sholat, 6 gelang yang melambangkan 6 tahun sudah mereka berkenalan dan sebuah cincin yang mengumpakan suatu hari Buyung akan datang melamar Bunga. Tak tanggung-tanggung Buyung berharap pemberiannya penuh filosofi dan makna. Setelah menemukan ide tersebut bergegas Buyung ajak temannya ke salah satu toko di kutaraja. Alhamdulillah, ungkap Buyung dalam hati setelah membeli barang-barang itu dan langsung membungkusnya dalam sebuah kotak bingkisan berbentuk love seakan menunjukkan lambang cinta.
malam itu, terlihat Buyung tak bisa memejamkan mata, ia masih bingung ingin menulis ungkapan apa. Lalu ia pun mencoba sholat sunnat untuk menenangkan jiwa. Seusai sholat kembali di ambilnya sebuah pulpen di atas meja, seraya menulis sebilah kalimat.  
Keesokan harinya, hari yang dinanti pun tiba. Jarum menunjukkan pukul setengah tiga. Buru –buru si Buyung menuju ke rumah keponakan si Bunga menitip bingkisan kecil hadiah ulang tahun itu.  
Berbilang hari berganti minggu, akhirnya si Bunga datang jua ke tempat keponakannya mengambil sebuah paket titipan yang tak diketahui dari siapa. Setelah dia terima dan baca tulisannya, si Bunga kembali menitip pesan lewat keponakannya bahwa dia sangat berterima kasih atas hadiah itu.
Meski ungkapan terima kasih itu tidak pernah di dengar langsung oleh si Buyung, namun Buyung tetap merasa sangat bahagia. Buyung hanya mampu berharap bingkisan itu bermakna dan menjadi memori kisahnya. Buyung pasrahkan semua rasanya pada sang kuasa agar suatu hari hati si Bunga terbuka untuknya. Walau di keheningan malam rindu kian menusuk dada, dan gema suara hati bersimbah lara kerap pecahkan indahnya suasana.
Biarlah, mungkin ini ujian keikhlasan dimana suatu masa akan menemui muaranya yang indah. Atau ini bingkaian cerita pahit sebagai goresan luka  yang akan terkubur di dalam dada. Ungkap Buyung di sudut malam yang dihiasi cahaya bintang sirius yang terlihat mulai memudar. Sambil berharap bingkisan kecil itu mampu memberi makna, dan menjadi sesuatu yang membuat Bunga teringat padanya.

POTENSI DIBALIK KEMISKINAN DESA ALUE KEUJRUN

Gambar

Oleh : Delky Nofrizal Qutni

Desa Alue Keujrun merupakan salah satu desa dari 13 desa yang berada di kemukiman menggamat, yang secara geografis administrasi berada dalam kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan,Provinsi Aceh. desa ini adalah desa yang berada di hulu sungai Kluet dan desa yang paling jauh serta desa yang terpencil yang masih menggunakan alat transportasi Speed Boat ( Stempel Bahasa Kluet), dengan luas ±291.880 Ha. Jarak dari desa  Alue Keujrun dengan Ibu kota Kecamatan (pasar Menggamat) adalah ± 17 Km.

Kebaradaan speed boat ini baru ada setelah pemerintahan BJ. Habibie. Sekitar tahun 1998. Sebelum ada speed boat. Masyarakat menggunakan sanpan (perahu) dengan mengayuh sendiri menggunakan tangan. Untuk mencapat lokasi dengan menggunakan perahu tadi butuh waktu 3 sd 5 hari.

Menurut lembaran Rencana Pengembangan Jangka Menengah Desa (RPJMG) Desa Alue Keujrun ini mempunyai lahan pertanian dan perkebunan yang luas ± 90% dari luas desa. Desa ini juga mempunyai kawasan hutan adat yang luas di mana dalam keseharianya banyak ketergantungan hidup masyarakat dengan hutan dan bertani.

Secara lebih detail berdasarkan hasil pengamatan saya, kemiskinan didesa Alue kejruen ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

  • Faktor aksesibilitas, yaitu tidak adanya jalan dan jembatanyang menghubunkan antara desa Alue kejrun dengan pusat pertumbuhan/ Pasar Menggamat
  • Faktor bencana, banjir dan gangguan gajah menjadi langganan musibah yang selalu menghantui warga Alue kejrun. Pada musim tertentu kedua musibah ini akan terjadi. Jika banjir terjadi maka sarana tranportasi menggunakan speed boat tersebut tidak akan berfungsi. Begitu juga jika gangguan gajah datang maka hasil pertanian akan terancam gagal panen karena dirusak gajah.

Faktor kualitas sumber daya manusia yang rendah, akibat dari tidak adanya akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan dan kesempatan kerja. Di desa ini hanya ada satu sekolah tingkat dasar (SD). Anak-anak yang mau melanjutkan kejenjang SMP dan selanjutnya sudah harus mulai merantau meninggalkan keluarganya dan pergi ke ibukota kecamatan untuk bersekolah. Sebagian warga menyekolahkan anaknya dengan menitip anaknya ke famili atau orang-orang yang mau membantu. Dan itu jumlahnya sangat sedikit, dari 23 anak yang sudah berusia sekolah hanya 5 orang yang melanjutkan sekolah setingkat SMP. Untuk tingkat SMU tidak ada yang bersekolah apalagi untuk jenjang sarjana. Secara keseluruhan, yang tidak bersekolah sebanyak 50 anak dari 135 anak usia sekolah. Parahnya lagi, di SD ini hanya ada 1 orang guru yang stanby. Selebihnya ada sekitar 4 orang mereka pergi bergiliran. Sehari masuk, dua minggu tidak masuk. Terkesan suka-suka mereka untuk datang mengajar,  sering tidak masuk dengan berbagai alasan. Padahal mereka yang ditempat disini adalah guru kontrak dari program khusus pemerintah untuk kawasan terpencil.

  • Faktor keterbatasan sarana komunikasi dan informasi, terbatasnya akses dan sarana informasi dan komunikasi menjadi masalah lain juga disini. Masyarakat terkurung dengan kebiasaan aktivitasnya sehari-hari. Terputus akses dengan dunia luar. Satu dua orang yang ada keluar untuk bekerja. Umumnya warga tidak mengenal tekhnologi pengolahan dalam pertanian. Tidak ikut perkembangan harga pasar dan produk-produk pertanian unggulan. Jadi masyarakat hanya tau menanam padi, singkong, cabe, tomat dan sebahagian kecil menanam nilam.
  • Faktor sarana kesehatan, desa ini memiliki gadung PUSTU yang memadai. Tapi petugas PUSTU seperti bidan dan perawat hanya ada satu kali dalam 3 bulan. Perawat ini hanya bertugas 2 sd seminggu. Setelah itu dia bisa tidak kembali 2 sampai 3 bulan (pengakuan aparat Desa bapak Yusrizal)
  • Faktor Konflik, merupakan wilayah bekas konflik. Desa ini saat konflik aceh tahun 1998 sd 2005 merupakan daerah tempat latihan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Situasi ini menyebabkan Desa Alue Keujruen menjadi target serangan militer. Banyak warga di tembak dan rumahnya dibakar. Akibatnya masyarakat ada sebahagian masih trauma dan belum memiiki rumah yang layak huni.

Sekalipun desa alue kejruen terpencil dan tertinggal, kawasan desa ini memiliki potensi sumber daya alam yang memadai. Sebagai wilayah dengan demografis berbatas dengan hutan belantara dan sungai ini, Alue Kejruen sangat tertangtang untuk mengembangkan potensi alam yag dimiliki. Kondisi ini tidak menyurutkan rasa optimisme masyarakat dalam upaya mengembangkan potensi yang telah ada. Hal ini terlihat dari adanya perkembangan upaya masyarakat untuk terus bertani dan menjual hasil-hasil tani nya ke pasar Menggamat. Lebih detail berikut potensi-potensi yang dimiliki Desa Alue Kejruen:

  • § Potensi Pertanian dan perkebunan

Keuntungan yang dimiliki kawasan pedesaan terpencil seperti Alue Keujrun ini adalah ketersediaan lahan yang luas untuk dapat di mamfaatkan. Disamping ketersediaan lahan, masyarakat didesa sebanyak 98% bermatapencaharian pada sektor pertanian dan perkebunan. Kondisi ini tentu menjadi potensi besar untuk di tumbuh kembangkan. Karena ketersediaan sumber daya alam akan sejalan dengan ketersediaan sumber daya manusianya. Dengan dua potensi yang padu ini, maka akan mudah untuk mendesain program untuk meningkatkan jumlah dan mutu hasil pertanian dan perkebunan. Karena semua program yang berhubungan dengan sektor ini akan sesuai dengan kebutuhan dan disambut positif oleh seluruh masyarakat. untuk saat ini petani punya masalah serius dengan ketidakadanya saluran irigasi. Harapan terbesar dan mendesak adalah untuk penyediaan irigasi.

  • § Potensi perikanan Air Tawar

Potensi ini seperti terlupakan oleh masyarakat Desa Alue Keujruen. Tidak ada masyarakat yang memamfaatkan potensi ini. Padahal dengan adanya sungai yang besar ini akan sangat cocok jika masyarakat memafaatkannya untuk budidaya ikan tawar. Walaupun hasil perikanan tidak sebesar perikanan di laut, namun hasil produksinya cukup memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan dan ekonomi masyarakat untuk keluar dari simpul kemiskinan.

  • § Potensi peternakan

Seperti hal nya potensi ikan tawar, sektor peternakan juga tidak diminati oleh masyarakat di Desa Alue Kejruen. Sektor peternakan ini sangat sejalan dengan sektor pertanian. Memang ada sebahagian kecil masyarakat yang memelihara ayam, bebek, kambing dan kerbau. Tapi belum menjadi sebuah matapencaharian utama, karena matapencaharian utama tetap bertani dan berkebun. Ketika ditanya apakah mereka mau mengembangkan sektor peternakan mereka tidak tertarik kerena menurut masyarakat beternak itu lama butuh waktu yang lama untuk menghasilkan (panen). Ketika dikasih tahu bahwa beternak itu masa panennya bisa dipercepat, ada yang terkejut dan menjadi tertarik.

 

Dari berbagai potensi yang dimiliki oleh desa Aleu Keujrun, jika dikelola secara maksimal dapat dipastikan akan menjawab berbagai permasalahan kemiskinan yang ada. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

 

 

Delky Nofrizal Qutni adalah Koordinator Lembaga Solidaritas untuk Rakyat Daerah Terpencil(SuRaDT)

 

MENGGALI POTENSI BULOH SEUMA

Gambar

Oleh : Delky Nofrizal Qutni

 Pemukiman  Buloh Seuma merupakan sebuah pemukiman yang terdapat di Kecamatan Trumon Kabupaten Aceh Selatan. Bulohseuma terdiri dari 3 buah gampong yaitu Kuta Padang, Raket dan Gampong Teungoh. Dari ketiga gampong tersebut dipimpin oleh seorang Imum Mukim yang membawahi tiga Keuchik di tiga gampong. Jumlah penduduk Buloh Seuma 765 jiwa, 171 KK dengan mata pencaharian: petani 70 persen, nelayan 20 persen dan 10 persen lainya sebagai peternak lebah/madu dan jualan kecil-kecilan. Sementara tingkat pendidikan masyarakat  sangat rendah yaitu rata-rata tidak tamat Sekolah Dasar dan 30 persen masyarakat buta huruf.

            Menurut catatan RPJMG, sejarah pemukiman ini bisa ditelusuri pada era kepemimpinan Raja Seuleukat. Disebut Kuta Padang karena pada era kerajaan dahulu, di wilayah ini dibangun sebuah benteng pertahanan di tengah padang, sehingga disebutlah oleh masyarakat wilayah ini sebagai Kuta Padang yang berarti sebuah benteng di tengah padang. Kuta Padang ini keberadaannya sama dengan kemunculan kerajaan Buloh Seuma

Untuk keadaan saat ini, kini kemukiman tersebut memiliki jarak tempuh ke pusat pemerintahan sekitar 125 KM, dengan kondisi jalan rusak parah, tanpa diaspal dan tidak bisa dilewati oleh kendaraan roda empat. Selain jalan, menuju ke kemukiman ini yang sedang dibangun saat ini juga belum dapat dipergunakan. Sehingga masyarakat masih saja menggunakan transportasi laut, yang pada musim tertentu seperti musim barat sangat sulit untuk digunakan.

Terisolirnya desa ini juga bisa dari dilihat dari tidak adanya keluarga yang berlangganan telepon yang hal ini semakin diperparah dengan tidak adanya sinyal hp di desa ini. Tidak hanya itu gambaran betapa desa ini begitu terisolir, tertinggal dan miskin, adalah tidak ada satupun dari yang memiliki sambungan listrik PLN, sebagian masyarakat hanya menggunakan listrik  tenaga surya. Bahkan untuk sektor pendidikan, desa ini juga tidak mendapatkan perhatian yang selayaknya. Hanya ada 1 TK negeri, dan satu SMP negeri membuat kualitas pendidikan di desa Kuta Padang sangat tertinggal jauh. Dan mengakibatkan masyarakat tidak bisa mendapatkan pendidikan secara layak yang dipercayai bisa meningkatkan taraf hidup mereka.

Ketertinggalan desa ini semakin diperparah dengan tidak adanya berbagai program yang dapat  meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Seperti tidak adanya program pembangunan pendidikan, pembangunan pemukiman dan kesehatan, pembangunan sektor ekonomi. Untuk dana bergulir begitu juga, kecuali dana bergulir non pertanian, tidak ada progarm dana bergulir dan dana hibah produksi. Hal ini membuat tingkat perekonomian masyarakat menjadi rendah, bahkan sebagian masyarakat melakukan aktifitas ekonomi hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini dikarenakan susahnya akses masyarakat untuk keluar dari desa, sehingga menghambat pekerjaan ekonomi mereka, padahal potensi desa Kuta Padang sangat melimpah.

Berdasarkan pengamatan saya, beberapa potensi yang dapat dimanfaatkan di Bulohseuma, di antaranya :

 

  1. 1.      Potensi Keanekaragaman Endemik Bernilai Tinggi

Kawasan pesisir dan terpencil Gampong Kuta Padang ini memiliki ekosistem yang mempunya nilai strategis tinggi, seperti potensi adanya terumbu Karang, Manggrove (hutan bakau), padang lamun, Penyu, sarang lebah (penghasil madu) dan spesies lain yang mempunyai tingkat keunikan tinggi menjaga kelestariannya dan pemamfaatannya yang bisa merangsang ekonomi masyarakat.

 

  1. 2.      Potensi Pertanian dan Perkebunan

Sektor pertanian dan perkebunan merupakan bidang mata pencaharian utama di Gampong Kuta Padang ini. Sehingga pendapatan sebagian besar angkatan kerjanya berasal dari sektor ini. Khusus untuk petani Padi, pemamfaatan lahan hanya sekali setahun dari 3 keli setahun di kawasan normal. Ini karena samasekali ketidaktersediaan irigasi. Sehingga petani sangat bergantung pada curah hujan. Perlu keahlian untuk memastikan waktu yang tepat untuk bertani padi tersebut. Keuntungan yang dimiliki oleh Gampong Kuta Padang ini adalah ketersediaan lahan yang sangat luas untuk dimamfaatkan.  Berdasarkan lembaran RPJMG Kuta Padang, dari luas wilayah Gampong Kuta Padang secara keseluruhan ± 9.200 Ha, seluas 5.912 Ha atau sekitar 65% dari total luas wilayah gampong Kuta Padang adalah lahan pertanian dan perkebunan. Lahan tersebut cocok digunakan sebagai lahan pertanian dan perkebunan.  Sehingga penekanan dan konsentrasi pada sektor pertanian dan perkebunan dapat memberikan keuntungan yang besar pada ekonomi masyarakat setempat.

 

  1. 3.    Potensi Peternakan

Sektor peternakan diidentifikasi terdiri dari ternak besar, sperti Sapi dan kerbau, ternak kecil seperti kambing/domba, serta ternak ungas seperti ayam, bebek dan burung. Semestinya sektor peternakan seperti hal nya sektor pertanian merupakan sektor yang umumnya mendomininasi matapencaharian di kawasan terpencil. Namun di gampong padang potensi ini belum di gunakan oleh masyarakat. Dari catatan RPJMG hanya 3 orang peternak yang ada di Gampong Kuta Padang. Sejalan dengan sektor pertanian, dimana kebutuhan akan hasil pertanian selalu stabil dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun, maka sektor peternakan pun seperti kerbau, sapi , kambing dan ayam selalu over demand (kelebihan permintaan) sementara supply (ketersediaan) selalu terbatas.

 

  1. 4.    Potensi Perikanan dan kelautan

Sektor perikanan dan kelautan menjadi pilihan matapencaharian nomor dua terbanyak di Gampong Kuta Padang, karena aksesnya pada laut sangat terbuka. Namun masalahnya di Gamping ini  semua nelayan Gampong Kuta Padang masih berskala kecil. Sektor ini masyarakat selalu dihadapkan pada masalah alat tangkap tradisional, pemasaran dan bahkan kekurangan stok ikan.

 

  1. 5.    Potensi Pariwisata

Lokasi Gampong Kuta Padang yan menawan (eksotis), dengan keadaan alam yang indah, alami didukung dengan iklim yang  nyaman  merupakan suatu aset alami yang bernilai tinggi. Keadaan sumber daya alam seperti inilah yang menjadi potensi Gampong Kuta Padang ini. Selain itu di Gampong ini memiliki situs-situs peninggalan bersejarah dengan nilai historis yang tinggi juga dapat menjadi daya tarik tersendiri.

 

Melihat potensi alam yang sangat besar ini, tidak menutup kemungkinan ketika akses ke Bulohseuma lancar, Bulohseuma sepuluh tahun ke depan akan mengalami kemajuan yang sangat pesat.

 

Delky Nofrizal adalah Koordinator Lembaga Solidaritas untuk Rakyat Daerah Terpencil

 

Insomnia

Di tengah malam yang gemerlapan

Terlihat di warung-warung kopi anak muda yang masih bertahan

Di depan sebuah laptop dengan berbagai kegiatan

Dari facebook, nonton bola hingga dengan berbagai permainan

Mereka hidup lakasana kelelawar yang bergentayangan

Malam begadang siangnya ketiduran

Tak peduli besok ada aktivitas perkuliahan

Hidup mereka terasa tak beraturan

Aku… ada diantara mereka

Menggeluti malam dan siang yang kian hampa

Mengarungi samudra malam yang tak berwarna

Karena dilanda kisah insomnia

Insomnia, penyakit apa itu

Kau jadikan malam terasa indah dan siang jadi kelabu

Kau rasuki waktu istirahatku

Hingga tidur malam begitu susah bagiku

Dikala mentari pagi menyinari bumi

Ngantuk ku kian menjadi-jadi, Kreatifitas terasa semakin mati

Penyakit insomnia terus menyelubungi hidup ini

Meski mencoba minum pil tidur berkali-kali

Sering ku bicara dan kesal dalam hati

Menjalani pola hidup tak beraturan ini

Malam berkeluyuran pagi dalam mimpi

Terlihat tubuh kering, muka pun pucat setengah mati

Tak jarang di tengah malam menghampiri

Berteman segelas kopi dan Sebatang rokok di jemari

Ku coba manfaatkan waktu ruang ini

Menulis untuk puaskan hati agar hidup terasa lebih berarti

Tuhan … jika ini adalah pola hidup yang kau titipkan

Ajari aku untuk bisa menggores lantunan

Agar ku tak seperti mereka yang sibuk dengan permainan

Biarkan ku rangkai bait-bait malam dengan tulisanSnapshot_20120628

MENELUSURI JEJAK PEJUANG WANITA DI BUMI RENCONG PUSAKA

GambarOleh : Delky Nofrizal Qutni

Aceh yang merupakan suatu daerah Indonesia yang sebelumnya pernah berjaya di bawah naungan Kerajaan Aceh Justeru beberapa kali pernah di pimpin oleh perempuan luar biasa. di ukir dalam sejarah, ada beberapa perumpan Aceh menjadi pemimpin diantaranya Sultanah Safiatuddin Syah, Ratu Inayat Zakiatuddin Syah, Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah dan Ratu Nahrasiyah. Sementara yang terjun ke medan pertempuran, ada Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, Pocut Baren dan Pocut Meurah Intan. Ada pula yang menjadi uleebalang (penguasa lokal). Diantara panglima-panglima tersebut, yang banyak disebut-sebut oleh pendatang Barat adalah Laksamana Malahayati. Mereka ini oleh peneliti barat disejajarkan dengan Semiramis, Permaisuri Raja Babilon dan Katherina II Kaisar Rusia.

Terukir dalam sejarah, Sultanah Safiatuddin Syah yang merupakan anak tertua dari Sultan Iskandar muda, beliau memerintah selama 35 tahun (1641- 1675). Inilah masa-masa yang paling sulit karena situasi Malaka saat itu sedang panas dengan adanya perseteruan VOC dengan Potugis merebut pengaruh sehingga sang ratu tidak bisa terhindar darinya karena Aceh merupakan pusat dagang utama. Sultanah sangat memperhatikan pengendalian pemerintahan, pendidikan, keagamaan dan perekonomian. Namun, agak mengabaikan soal kemeliteran. Pada tahun 1668, misalnya, ia mengutus ulama-ulama Aceh ke negeri Siam untuk menyebarkan agama Islam. Sebagaimana ayahnya, ia pun sangat mendorong para ulama dan cerdik pandai mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mensponsori penulisan buku-buku ilmu pengetahuan dan keagamaan.

Tak luput jua dari sejarah Aceh, sosok Ratu Inayat Zakiatuddin Syah yang digambarkan sebagai orang bertubuh tegap dan suaranya lantang. Pada masa pemeritahannya, Aceh mendapatkan kunjungan dari Inggris yang hendak membangun sebuah benteng pertahanan guna melindungi kepentingan dagangnya. Ratu menolaknya dengan mengatakan, Inggris boleh berdagang, tetapi tidak dizinkan mempunyai benteng sendiri. Tentu Ratu tahu apa maksud dari benteng yang dipersenjatai itu. Tamu lainnya adalah kedatangan utusan dari Mekkah. Tamu tersebut bernama El. Hajj Yusuf E. Qodri yang diutus oleh Raja Syarif Barakat yang datang tahun 1683. Dari utusan tersebut Ratu menerima sejumlah hadiah. Sekembali ke Mekkah, utusan melaporkan kepada Raja Syarif betapa baik dan sempurnanya pemerintahan Ratu Kerajaan Aceh yang rakyatnya taat memeluk Islam. Sama halnya dengan dua ratu sebelumnya, Zakiatuddin Syah mengeluarkan mata uang sendiri.

Perempuan Aceh lainnya yang sangat terkenal sebagai pejuang tanoh rencong adalah laksamana Malahayati. Perempuan Aceh yang satu ini bukan pendekar komik dari negeri antah barantah yang kerab menjadi perumpamaan pejuang wanita. Ia benar-benar ada. Keumalahayati namanya. Seorang Laksamana (Panglima Perang) Kerajaan Aceh. Malahayati merupakan figur yang banyak muncul dalam cacatan penulis asing dan bangsa Indonesia sendiri. Malahayati menjadi Panglima Angkatan Perang kerajaan Aceh pada masa pemerintahan Sultan Al Mukammil (1589-1604). Ia mendapat kepercayaan menjadi orang nomor satu dalam militer dari sultan karena keberhasilannya memimpin pasukan wanita. Ia berasal dari keturunan sultan. Ayahnya, Mahmud Syah, seorang laksamana. Kakeknya dari garis ayahnya, juga seorang laksamana bernama Muhammad Said Syah, putra Sultan Salahuddin Syah yang memerintah tahun 1530-1539. Sultan Salahhuddin sendiri putera Sultan Ibrahim Ali Mughayat Syah (1513-1530) pendiri kerajaan Aceh Darussalam. Dilihat dari asal keturunannya, darah meliter berasal dari kakeknya. Pembentukan pasukan wanita yang semuanya janda yang disebut Armada Inong Bale itu merupakan ide Malahayati. Maksud dari pembentukan pasukan wanita tersebut, agar para janda tersebut dapat menuntut balas kematian suaminya. Pasukan ini mempunyai benteng pertahahanan. Sisa–sisa pangkalan Bale Inong masih ada di Teluk Kreung Raya. Banyak cacatan orang asing tentang Malahayati. Kehebatannya memimpin sebuah angkatan perang ketika itu diakui oleh negara Eropa, Arab, China dan India. Namanya sekarang melekat pada kapal perang RI, KRI Malahayati.

Tak hanya itu juga pernah menggema nama Cut Nyak dari bumi seramoe mekkah, nama ini laksana sebuah legenda, dialah istri kedua Teuku Umar Johan Pahlawan. Teuku Umar meninggal, ia memilih melanjutkan perjuangan bersenjata dengan pilihan : hidup atau mati di hutan belantara daripada menyerah kepada Belanda. Ia membiarkan dirinya menderita dan lapar di hutan sambil terus dibayangi oleh pasukan marsose Belanda yang mengejarnya. Adakalanya ia berminggu-minggu tidak menjumpai sesuappun nasi, makan apa saja ditemui di hutan. Ia melakukan itu selama 6 tahun. Ketika itu ia sudah tua dan matanya rabun. Bila mau, dia bisa menghindari kehidupan seperti itu. Hanya orang yang luar biasa yang menjalaninya. Bagaimana tidak. Ia tumbuh sebagai anak yang manja. Sebagai anak uleebalang, ia setaraf dengan wanita bangsawan lainnya. Ia lahir tahun 1848. Ayahnya, Teuku Nanta Setia, seorang uleebalang. Ibunya juga keturunan bangsawan. Sebagai lazimmnya anak bangsawan, Cut Nyak Dien mendapatkan pendidikan yang baik, terutama pendidikan agama dan pengetahuan tentang rumahtangga. Setelah dewasa, ia dijodohkan dengan Teuku Ibrahim. Dari pernikahannya itu, ia memperoleh seorang anak laki-laki. Ia mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan oleh suaminya di medan peperangan. Bahkan, Cut Nyak Dien selalu aktif di garis depan perjuangan. Akibatnya ia jarang berkumpul dengan suami dan anaknya.

Juga tak lekang oleh waktu, nama pejuang perempuan lainnya yang begitu akrab di hati Rakyat Aceh, dialah Cut Meutia. Pejuang satu ini di kenal gadis cantik dan bertubuh indah dengan pembawaan yang lembut. Pesonanya sesuai dengan namanya Muetia yang diartikan Mutiara. Kecantikan dan kehalusan budinya membuat dirinya menjadi primadona. Banyak pria yang hendak meminangnya sampai akhirnya ia menikah dengan Teuku Syamsarif seorang uleebalang tahun 1890 dalam sebuah pernikahan yang agung sebagai anak uleebalang. Dibalik wajahnya yang lembut dan tutur bahasanya yang santun itu, hatinya sebetulnya bagai kawah gunung berapi yang bergelegak memendam kebencian terhadap Belanda sebagaimana juga ayahnya dan saudara-saudaranya. Sebagai anak bangsawan yang dimanjakan, ia sebetulnya tidak menuntut kemewahan dan kemanjaan. Dirinya adalah lambang penderitaan rakyatnya. Kepribadiannya itu tidak dapat diubah oleh siapapun, termasuk oleh suaminya sendiri.

Terkenang pula di tanoh rencong pusaka nama yang kini menjadi nama sebuah jalan di kutaraja(sebutan Banda Aceh), dialah Pocut Baren. Putri panglima ulee baling tungkop ini memimpin pasukannya di belahan barat bersamaan dengan Cut Nyak Dien ketika masih aktif dalam perjuangan.  Ketika suaminya tertembak Belanda, tidak membuat Pocut Baren mundur, semangatnya malah semakin menggebu. Pocut Baren merupakan profil wanita yang tahan menderita, sanggup hidup waktu lama dalam pengembaraan di gunung dan hutan belantara mendampingi suaminya. Ia disegani oleh para pengikut, rakyat dan juga musuh. Ia berjuang sejak muda dari tahun 1903 hingga tahun 1910.

Salah satu sosok pejuang Aceh lainnya dari kalangan hawa yang mungkin kian terlupa adalah Pocut Meurah Intan. Namun Belanda mencatat, bahwa Pocut Meurah salah satu figur dari Kesultanan Aceh yang paling anti Belanda. Dalam laporan kolonial (Koloniaal Verslag) tahun 1905, sampai tahun 1904, satu-satunya tokoh dari kalangan Kesultanan Aceh yang belum menyerah dan tetap bersikap anti terhadap Belanda adalah Pocut Meurah Intan. Semangat anti Belanda yang teguh itulah yang diwariskannya pada puteranya sehingga mereka bersama-sama dengan pejuang Aceh lainnya menentang Belanda. Ia bercerai dengan suaminya karena Tuanku Abdul Majid menyerahkan diri kepada Belanda. Lalu ia mengajak anak-anaknya terus berperang. Dua diantara anaknya, Tuanku Muhammad Batee dan Tuanku Nurdin, kemudian menjadi terkenal sebagai pemimpin pergerakan.

Figur lainnya yang hadir menggema pasca kemerdekaan adalah Cut Nur Arsyikin. Suaranya lantunkan gema jeritan dan tangisan rakyat Aceh di tahun 1998-2000. Dia singa podium yang sangat lantang menyuarakan referendum bagi masyarakat Aceh dulunya. Perempuan ini juga salah seorang pemimpin sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang kemanusiaan. Karena gema suaranya di Aceh mengalunkan suara referendum yang begitu lantang dan garang, dia di beri gelar The Lion of Aceh. Srikandi Aceh itu ditangkap pada tanggal 20 Mei 2003, dua hari setelah Darurat Militer diberlakukan di Aceh. Dia ditangkap di rumahnya pada sore hari dan konon ditemukan berbagai dokumen GAM yang kemudian dijadikan bukti keterlibatannya di pengadilan. Selanjutnya, dia langsung ditahan di sel Polresta Banda Aceh dan dia pun menjadi salah satu tahan di penjara. Namun sangat menyayangkan, Tsunami 24 Desember 2006, menggulung Lhok Nga dan Sekitarnya. Penjara yang hanya satu kilometer dari laut, hancur dan seluruh penghuninya menjadi korban tsunami, tidak terkecuali sang singa podium Cut Nur Arsyikin, hingga dia tidak sempat menikmati perdamaian Aceh.

Mereka adalah para pejuang wanita dan srikandi di bumi Iskandar Muda. Dan ini hanya sepercik tulisan untuk pengingat, tentang perempuan perkasa di masa silam, yang mungkin telah dilupakan. Kini rakyat di bumi Iskandar muda tentunya sangat merindukan sosok pejuang perempuan yang gagah perkasa. Perempuan berani laksana srikandi, yang terus memperjuangkan hak-hak Rakyat Aceh.  Siapakah dia, sosok yang tegar adakah dia akan hadir untuk segenap Rakyat Aceh. Sosok itu tentunya bukan sosok manja yang hanya mampu berlebay, galau dan mengeluh di facebook belaka. Dan dia bukan sosok yang disibukkan dengan bicara pacaran atau cinta, dan hanya melihat kepentingan pribadinya saja. Adakah pejuang perempuan Aceh saat ini, yang punya pengaruh besar dan tegar, berjuang tanpa pamrih? Jika ada dimana dia dan kapan dia akan hadir di barisan depan perjuangan rakyat?

 

Delky Nofrizal adalah aktivis Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh(FPMPA)

 

“Bagi Kue Berjudul Aspirasi”

Ditanda tanganinya kesapatan antara pemerintah Aceh dengan pemerintah Indonesia di Helsinky sekitar 7 tahun silam menjadikan Aceh sebagai provinsi dengan berbagai kekhususan yang tertuang dalam undang-undang pemerintah Aceh(UUPA). Hingga berbagai aturan di bumi seuramoe mekkah ini harus mengacu pada UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintah Aceh. Namun, perjalanan Undang-undang ini tidaklah seperti apa yang pernah dicita-citakan rakyat Aceh tempo hari. Bagaimana tidak berbagai kepentingan yang memakan UUPA sebagai landasan terus menjadi-jadi ditambah dengan bungkusan mengatasnamakan rakyat Aceh. Sebagai salah satu contoh yang terus di dendangkan oleh para wakil rakyat di Aceh yaitu anggaran aspirasi anggota dewan.Gambar

Alokasi anggaran aspirasi yang diplotkan pada Anggaran Belanja Aceh ini terus mendapat kritik yang tajam dari berbagai kalangan baik LSM anti korupsi, mahasiswa dan kalangan lainnya. Bagaimana tidak, indicator keberhasilan dari anggaran ini sangat diragukan, belum lagi penyalurannya yang terkesan tidak rasional. Dalam proses realisasinya anggaran tersebut harus mendapat rekomendasi dari anggota DPR Aceh yang kemudian ditujukan kepada Satuan Kerja Pemerintah Aceh(SKPA) sesuai dengan muara program yang diusulkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa anggaran ini laksana anggaran titipan anggota dewan.

Proses penyaluran anggaran ini kian memprihatinkan, hal ini dilihat dari tingginya kongkalikong antara anggota dewan dan pihak penerima bantuan dan tak jarang terdengar khabar tentang bahasa hak amil anggota dewan dimana pihak penerima bantuhan harus menyetor sekian persen kepada anggota dewan terkait. Tidak hanya itu anggaran ini juga menuai kesan hanya diperuntukkan untuk  usulan-usulan mereka yang mempunyai hubungan tertentu dengan anggota dewan terkait baik itu family, maupun tim pemenangan, sehingga wajar disebut sebagai bagian kue anggota dewan. Ironisnya, realisasi dari program ini sangat tidak maksimal, justru hanya sebagian yang memang terealisasi sesuai dengan usulan selebihnya masih menjadi tanda tanya, belum lagi tidak adanya akuntabilitas dan manfaat yang dirasakan oleh masyarakat, seperti pemotongan 50 persen dana yang diberikan untuk masyarakat dan berbagai modus lainnya yang patut dipertanyakan. Jika hal ini benar adanya, sangatlah tepat jika anggaran aspirasi tersebut merupakan anggaran bagi kue untuk para anggota dewan.

Dana aspirasi ataupun kerap di sebut oleh wakil rakyat di Aceh sebagai program aspirasi oleh para anggota dewan perwakilan rakyat Aceh(DPRA) merupakan program yang telah berjalan selama tujuh tahun. Program ini memakan dana anggaran APBA milyaran rupiah tiap tahunnya. Bayangkan saja selama  5 tahun awal berjalannya program ini setiap anggota DPRA menghabiskan 2,5 Milyar pertahunnya dengan alasan untuk bantuan aspirasi, sehingga dapat di asumsikan bahwa sebanyak 69 orang anggota DPR Aceh yaitu sebesar 172,5 Milyar rupiah untuk program berjudul aspirasi ini.

Namun, tentunya lebih sangat mengejutkan di saat pengesahan RAPBA 2011, besaran untuk anggaran ini melambung dua kali lipat, yakni sejumlah 5 milyar perorang tiap tahunnya. Sehingga plot anggaran untuk aspirasi mencapai 345 Milyar rupiah.

Terungkapnya jumlah porsi penggunaan anggaran untuk aspirasi yang melebihi dari ketetapan yang dianggarkan yang di bongkar Gerakan Anti Korupsi(GeRaK) Aceh beberapa hari silam mulai membuat masyarakat bertanya-tanya ada permainan apa di balik semua ini. Dana yang dialokasikan untuk aspirasi pada tahun 2011 dan tahun 2012 sebesar 345 Milyar namun pada pelaksanaannya pada tahun 2011 277,6 Milyar dimana 7 anggota dewan dicoret anggaran yang diusulkan oleh pemerintah Aceh, kendatipun demikian terdapat anggota DPR Aceh yang menggunakan anggaran ini melebihi jumlah yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 5 Milyar rupiah per anggota DPR Aceh.

Yang sangat mengejutkan masyarakat Aceh, di tahun 2012 anggaran untuk program yang berjudul aspirasi ini meraup 572 Milyar dari Anggaran belanja Aceh, dimana terdapat 61 dari 69 orang anggota DPR Aceh yang menggunakan anggaran melebihi dari jumlah yang telah ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan 227 Milyar rupiah penggunaan anggaran diluar plot anggaran yang telah ditetapkan.

Sungguh memilukan anggaran yang di dengungkan sebagai program aspirasi ini  selama 7 tahun telah menelan triliunan rupiah uang rakyat Aceh tanpa kejelasan dan manfaat yang jelas. Bayangkan saja jika anggaran sebesar itu dapat digunakan untuk program pembangunan kawasan terpencil di Aceh, otomatis tidak ada lagi yang namanya kawasan terpencil atau terisolir di Aceh. Ataupun anggaran ini dapat di maksimalkan untuk membangun perekonomian rakyat, dapat dipastikan hal ini dapat mengurangi angka kemiskinan di Aceh. Sungguh sangat memilukan di kala anggaran  sebesar ini tidak dapat dirasakan manfaatnya secara maksimal oleh rakyat Aceh, belum lagi jika dugaan sebagian besarnya anggaran ini bermuara ke kantong para anggota wakil rakyat Aceh(DPRA). Tentunya jika dugaan ini tersebut terbukti rakyat Aceh akan sangat terlukai.

Wahai para wakil rakyat tidak cukupkah anda dengan gaji, tunjangan dan fasilitas yang diberikan yang membuat anda hidup bergelimang dengan kemewahan dan kemegahan. Apakah anda akan terus mengorbankan hak-hak rakyat dengan berbagai alasan demi saluran uang ke kantong dan rekeningmu.

 

 

Delky Nofrizal Qutni merupakan Kabid Advokasi dan Daerah Terpencil Forum Paguyuban Mahasiswa Pemuda Aceh(FPMPA)

Melati Di Antara Kumbang Yang Kian Berlagu

GambarBerganti hari terhitung bulan mengiringi putaran waktu yang terus berganti. Si Agam sosok lelaki muda dari kampung khayalan terus berlarut dalam kisah cinta palsu dengan si Mawar yang kian kelabu.  Lantunan kisah itu membuat hati kian membiru, tergadang membuat si Agam bisu tak menentu. Tergoreslah cerita di antara kisah dilema, hadir nya sosok melati jelita, seakan hadir tuk obati hati yang luka, membuat bersemi kembali semangat jiwa.

Di waktu sore yang cerah merona, di sebuah tempat yang terlalu istimewa, lewat orang dekat si Mawar pula, si Agam dan melati bertatap muka. Teman si Mawar ajak bersua, si Agam berharap adanya harapan penyejuk jiwa di tengah hati yang berbalut rindu dan luka, khabar dari si Mawar diharap menyejukkan jiwa. Namun sesuatu yang tak pernah di duga, dari kejauhan di atas kereta. Membuat si Agam kian terpana, melihat sosok di sudut sana mengukir indah menyentuh lara, bergegas si Agam membuang sebatang Rokok dari tangannya.  “Mawar, kau itu??” ucap si Agam dalam hati yang ridu membara. Perlahan si Agam mendekat dan duduk di samping teman Mawar  yang sudah menanti lama.

“Kenalkan saya Melati.”begitu ia menyebut namanya saat kenalan, sosok yang tadi ku anggap mawar dari kejauhan. Si Agam disambut dengan sebuah senyuman sederhana tapi tak murahan. Namun, setelah perkenalan si Agam seakan tak lagi memperhatikan Melati yang duduk di depan, karena si Agam sibuk bercerita dengan teman Mawar tentang rindunya yang terasa hanya sebatas angan. Lama mereka bercerita, dan Melati pun sibuk sms-an, pelan-pelan Agam mengalihkan perhatian, berbicara dengan melati untuk membangun keakraban. Waktupun kian berlalu tak tertahan, menjelang maghrib mereka akhirnya bubaran. Sebelum pulang tak lupa Agam meminta nomor hape melati untuk membangun keakraban.

Terhitung sore itu,  si Agam pun mulai seakan tenggelamkan sedalam mungkin cerita lalu dengan si Mawar yang semakin semu. Kini melati seakan beri harapan baru, untuk memulai kisah yang lebih syahdu. Si Agam mulai sering sms-an bahkan teleponan dengan Melati terhitung sejak pertemuan itu. Berbagai cerita bersyair lagu, menggores rasa yang buat si Agam kian tak menentu. Chating via Fb-pun kian merdu, membuat indahnya cerita baru, buah asmara menuai rindu, si Agam terpesona dengan Melati seiring waktu.

Melati elok rupanya, baik akhlaknya di tambah merona lemah lembut budi bahasanya, membuat Agamkian terpesona. Rindu dan rasa kian membara membuat si Agam datang ke kos melati di pusat kota. Setelah di guyur hujan di jalan Agam pun tiba, di sebuah kos-kosan sederhana, walau tak janjian berharap bersua, si Agam menunggu di depan kos melati dengan hati yang berbunga-bunga. namun apa yang hendak dikata, setelah menunggu sekian lama ternyata melati harus temani kakak kost nya belanja, karna si Agam datang tanpa sms informasi tentang kehadirannya. Walau demikian ceritanya, si Buyung menanti dengan setia hingga waktu magrib pun akhirnya menjelma, Agam tak putus semangat menanti melati yang elok rupa. Bahkan setelah sholat magrib di sebuah mesjid tak jauh dari sana, kembali ke kost Melati untuk berjumpa sampai ucapan pamit sekaligus menghapus rindu di dada. “Terima kasih abang, maaf tadi dinda harus temani kakak” ucap melati di teras kos nya. Abang pulang sekarang, hati-hati di jalan, nanti kalau ada waktu kemari lagi ya, tapi sms dulu ke hape dinda” lanjut Melati di bungkus dengan senyuman sederhana.

Waktu yang kian berlalu, sejak bertamu ke kos Melati sore itu membuat si Agam kian di dera asmara tak menentu berukirkan motivasi dan semangat baru. Walau kesibukan terus mengiringi lantunan sang waktu, komunikasi via Hape pun tetap berlaku, mengobati lelah dan bangkitkan semangat si Agam menggebu. Tak kuasa si agam ternyata terus memendam rasa di dalam kalbu, di buai kisah yang kian berlagu, jauh dimata dekat di hatiku semakin indahnya kisah dibuai rindu.

Dalam untaian cerita itu berkali Melati mengutarakan pesan dan ungkapan, membuat hati si Agam jadi tertekan. “ abang dinda sudah tunangan”, terlalu sering kata itu di ucapkan, hari ini kumbang A besok kumbang pulan. Namun semua itu ia abaikan, walau hati pilu bengbingkai rintihan, tapi bagi si Agam melati sosok pilihan,gadis yang baik,  lemah lembut dan menawan. Bagi seorang Agam yang terpenting harapan bersama Melati jadi kenyataan. Bebagai dinamika dan kepedihan jiwa pun tak ia hiraukan, karena dianggapnya semata-mata gurauan.

Di suatu malam yang sunyi di sebuah kamar yang sepi, si Agam terbaring termenung sendiri sembari bicara di dalam hati. “ Oh dikau si Melati, tanpa ku duga kau hadir dalam hidup ini, di tengah rentetan luka hati. Hadirmu memberi semangat dan bakar motivasi, beri segudang harapan suatu hari nanti. Ku hanya bisa mengarap kau mengerti, dan semua ini mampu kau maknai tentang sebuah cinta tulus nan suci.

Ku tahu melatiku, di antara rerimbunan pohon dan rerumputan itu, banyak kumbang mendekatimu. Kumbang-kumbang itupun kini kian berlagu ingin mendekap menemani hari mu, berbagai cara mereka mencoba menghampirimu. Namun perlu kau tahu, di salah satu kaki gunung itu, ada aku yang menatap mu dari kejauhan dengan bisu, bukan tak bersuara tapi mencoba tak ingin mengganggu haru-hara yang kian mengiringi mekarmu. Aku hanya berharap di suatu waktu, kau akan dapat pahami semua itu, mengerti akan hadir dan diam ku, memberikan ku cinta yang ikhlas dari hatimu, bisik Agam dalam hatinya yang laksana bara yang membeku.

Bersenandung detik hingga berganti bulan, tak terasa sudah setahun terhitung sejak kenalan. Sosok Melati tak mudah terlupakan, walau tak bersua namun tetap chating dan SMS-an. Sekian lama menjalin hubungan tanpa status dan kejelasan, adakah sebatas teman pacaran pun bukan, yang penting bagi Agam jadi pendamping masa depan.

 

Delky Nofrizal Adalah Penulis Muda Asal Pantai Barat Selatan Aceh.

ACEH DI TANGAN SANG KOMANDO

Diliputnews, AcehBase, IMPS News||Delky Nofrizal QutniGambar

Konflik berkepanjangan dan tsunami Aceh 26 Desember 2004 telan menelan  ratusan korban jiwa, tetesan air mata dan kepedihan yang begitu mendalam bagi rakyat Aceh. Hingga meja runding pun perdamaian akhirnya menghadirkan sebuah kelegaan bagi rakyat yang telah lama hidup dalam desiran peluru. Tidak tanggung seluruh rakyat Aceh kembali tersenyum pasca ditandatanganinya MoU Helsinki kembali member ruang harapan rakyat aceh untuk hidup aman tentram dan sejahtera.

Tidak tangggung-tanggung asa yang kian terpendam akhirnya mengucur di sebuah muara akan harapan tetap dalam nuansa keamanan, cita-cita perubahan dan rindu akan kesejahteraan yang pasca perdamaian  kian menggelora dalam hati rakyat Aceh. Buktinya pada pilkada 2008, rakyat Aceh mencoba memberikan kepercayaan kepada pasangan Irwandi-Nazar  yang merupakan pasangan mantan kombatan dan aktivis muda Aceh. Kerinduan akan cita-cita perjuangan pun kembali mencuat dalam kerinduan Rakyat Aceh dengan memberikan kepercayaan kepada partai mantan kombatan untuk mendomidasi parlemen melalui pemilu 2009, dimana hampir setiap kabupaten dan di tingkat provinsi partai Aceh yang dipercayai masyarakat buah perjuangan pada saat itu mendominasi parlemen.

Seiring perjalanan waktu perubahan itu mulai dirasakan, lahirnya Jaminan Kesehatan Aceh, Biaya pendidikan Gratis 9 tahun, dana pembangunan gampong dan program-program lainnya mulai menyentuh kepentingan masyarakat Aceh. Namun, hal itu ternyata juga belum menjawab kerinduan masyarakat Aceh secara menyeluruh sebagaimana yang diperjuangkan ketika konflik yaitu menjadikan rakyat Aceh yang sejahtera dan Berjaya seperti di zaman kesultanan iskandar muda.

Disamping itu, pergesekan politik di tubuh mantan kombatan tersebut kian meruncing hingga dualism calon pemimpin di Aceh yang di usung oleh mantan kombatan terbelah menjadi dua kubu yaitu kubu Irwandi cs dan kubu Muzakir Manaf yang merupakan komando tertinggi di tubuh mantan kombatan tersebut. Huru hara pun tak dapat dielakkan hingga perpecahan pun terjadi. Irwandi dan panglima-panglima daerah dipecat dari komite peralihan Aceh(KPA) dan Partai Aceh oleh komando, dan  akhirnya membentuk barisan baru dalam sebuah partai yang diberi nama Partai nasional Aceh.

Terlepas dari pada itu, kerinduan masyarakat akan kemakmuran yang belum terealisasi sepenuhnya dimasa pemerintahan Irwandi-Nazar. Pada pilkada ebruari 2012, kembali mencoba memberikan kepercayaan kepada pasangan yang diusung partai Aceh yang kedua-duanya merupakan pemegang tampuk komando di tubuh mantan kombatan tersebut. Zaini Abdullah(mantan menteri kesehatan GAM) yang merupakan ketua pituha peut dan Muzakir Manaf yang juga merupakan panglima tertinggi ditubuh mantan kombatan  tersebut mendapat kepercayaan untuk memimpin Aceh dengan meraup suara terbanyak dan langsung menang satu putaran. Hal ini merupakan bentuk dari kerinduan rakyat Aceh agar cita-cita pembangunan dan kesejahteraan yang sudah lama didambakan dapat terealisasikan sepenuhnya.

Namun demikian belum sampai satu tahun sang komando berkuasa berbagai kejanggalan-kejanggalan yang membuahkan kritikan rakyat mulai muncul. Beberapa opini  yang sangat dibicarakan yang memunculkan berbagai polemic dalam dinamika masyarakat Aceh sejak dipimpin pemerintahan diantaranya :

 

  1. 1.      1 Juta/KK dan Naik Haji Gratis

Dari 21 program pro-rakyat yang merupakan janji Zaini Abdullah-Muzakkir Manaf(Gubernur Aceh saat ini) pada saat kampanye yang menjadi menarik dan menarik perhatian masyarakat Aceh yaitu janji satu juta/kk tiap bulannya bagi masyarakat Aceh dan janji naik haji gratis bagi masyarakat Aceh yang telah baligh. Anggaran untuk program ini direncanakan Zikir diambil dari dana pembagian Migas.

Namun, tepatnya 100 hari berjalannya pemerintahan Zikir, aktivis Koalisi Peduli Aceh(KPA) melakukan aksi cat badan yang bertuliskan 1 Juta/KK. Para aktivis ini kembali mempertanyakan kejelasan program yang memang terkesan irrasional. Belum lagi beredarnya informasi dimasyarakat bahwa program 1 Juta/KK dan Naik haji Gratis ini tidak terakomodir dalam Rencana Kerja Jangka Menengah(RPJM) Pemerintah aceh 2012-2017, sehingga menimbulkan tanda tanya masyarakat terlihat di jejaring social facebook, twitter, bahkan di warung-warung kopi masyarakat membicarakan kepastian program ini.

Sungguh sangat menyayangkan, alasan-alasan yang di sampaikan oleh kalangan-kalangan tertentu bahwa program janji kampanye tersebut karena program 1juta/kk itu hanya pemanis disaat kampanye. Hal ini tentunya semakin membuat rakyat aceh kecewa dan menjadi salah satu penyebab timbulnya ketidakpercayaan masyarakat kepada janji pemerintahan Zikir.

 

  1. 2.      Malu dengan gelar Korupsi, Lancarkan Nepotisme

Baru beberapa bulan berjalannya pemerintahan Aceh di bawah sang komando mantan kombatan ini, opini hangat kembali disemburkan di Aceh. Kali ini opini tersebut berasal dari sebuah lembaga anti korupsi nasional yang bernama FITRA yang menyebutkan Aceh sebagai daerah no.2 korupsi di Indonesia, sehingga mendapatkan respon spontan dari Gubernur Aceh, Zaini Abdullah. Zaini Abdullah merasa malu dengan hal tersebut sehingga menyuruh KPK untuk mengaudit keuangan di pemerintahan Aceh.

Namun tak lama berselang setelah itu mutasi pejabat Aceh untuk pertama kalinnya dilakukan pada tubuh pemerintahan Zikir. Hal ini kembali mengejutkan publik, sekitar 12 dari 26 nama yang dilantik berasal dari daerah asal Gubernur Aceh. Pengangkatan pejabat  SKPA itu dilakukan tanpa adanya fit and profer test yang semestinya dijadikan salah satu tolak ukur dalam pengangkatan pejabat. Tak tanggung-tanggung hal ini mendapat kecaman dari berbagai kabupaten/kota di Aceh yang merasa pengangkatan pejabat ini sarat nepotisme karena dominasi oleh orang-orang yang berasal dari kampung Gubernur tanpa adanya uji kelayakan publik dan tidak terpresentasi masyarakat dari berbagai kabupaten/kota yang dinilai sangat tidak berimbang. Hal ini mengakhibatkan banyaknya pejabat yang berdedikasi buruk masuk kedalam cabinet, bahkan yang pernah terlibat kasus korupsi dan kasus penipuan masuk dalam cabinet. Perlukah pemerintah Aceh mendapat gelar no. 1 pemerintahan yang nepoitisme di Indonesia?

 

  1. 3.      Aceh Lhee Sagoe

Sejak rancangan Qanun Wali Naggroe di rancang dan disahkan, gejolak penolakan terhadap Qanun tersebut mulai terjadi di wilayah Tengah Tenggara dan Barat Selatan. Tuntuntan terhadap persamaan hak (suku), tata cara pemilihan wali menjadi masalah krusial yang berimbas pada pemekaran wilayah ALA dan ABAS. Bola panas ini terus bergulir hingga ke Kabupaten Kota, Banda Aceh,Aceh tengah, Meulaboh Aceh Selatan dan Aceh Tenggara.

Isu ini menjadi setali dua uang bagi Pemerintah Aceh, Konflik benang basah ini membuka ruang konflik-konflik yang lain. Selain pemerataan wilayah juga identitas akan pengakuan terhadap ras, bahasa dan budaya. Belum lagi reda, Legeslatitif dan Eksekutife kembali mengesahkan Qanun lambing dan Identitas Aceh yang di nilai sangat kontraversi dengan kontek Aceh kekinian. Jikapun di kaji secara historis Qanun Wali Nanggroe dan Qanun lambing dan Identitas Aceh tidak ada titik korelasinya, jelas kita menilai sarat pada kepentingan kelompok tertentu yang mendominasi system pemerintahan Aceh. Hal ini menjadi subtansi permasalahan yang berujung kepada bangkitnya kembali isu pemekaran ALA dan ABAS yang mulai muncul bergejolak kepermukaan.

Jika ALA-ABAS lahir karena tidak adanya pemerataan pembangunan maka Aceh Lhee Sagoe(Aceh Tiga Segi) kembali menggema dengan permasalahan yang lebih kompleks hingga permasalahan mendasar yaitu terkait Identitas masyarakat Aceh.

Munculnya hal tersebut juga membuat Rafly Kande seorang seniman dan budayawan Aceh angkat bicara, dia berharap agar pemerintah Aceh mengakui esensi dan ekstensi keberagaman yang ada di Aceh, sehingga pemerintah dapat memaknai Aceh yang beribu warna beribu bunyi.

 

  1. 4.      Anggaran Ditambah Beasiswa Dihapus

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh yang disahkan oleh DPR Aceh menuai protes yang hangat dari berbagai kalangan masyarakat Aceh. Bagaimana tidak, anggaran yang sebelumnya mendapat usulan penambahan dari Gubernur Aceh sebesar 1,8 Triliyun rupiah dengan alasan untuk kepentingan rakyat justru tidak berpihak terhadap rakyat tapi hanya untuk kepentingan kelompok tertentu

Tak tanggung-tanggung sebesar 40 Milyar rupiah  dialokasikan untuk operasional wali Nanggroe, padahal pada saat pengesahan palu lembaga tersebut belum disahkan landasan hukum/qanun tentang Wali Nanggroe. Tak hanya itu, kelanjutan pembangunan meuligoe wali nanggroe dialokasikan sebesar 35,42 milyar. Ditambah lagi, pembangunan rumah kapolda Aceh sebesar 3 Milyar dan wakapolda Aceh sebesar 1,3 milyar, padahal instansi tersebut merupakan instansi vertical yang anggarannya tidak bersumber dari APBA.

Ironisnya, disaat anggaran diusulkan pemerintah Aceh untuk ditambah, justru program beasiswa untuk putra-putra Aceh yang melanjutkan studi diluar daerah justru dihapuskan pada RAPBA 2013. Sehingga berbagai kalangan masyarakat menilai pemerintah Aceh tidak komitmen untuk memajukan Sumber Daya Manusia.

 

 

  1. 5.      Pejabat Bergelar Almarhum dan Pejabat Berpengalaman Mesum

Untuk kesekian kalinya publik Aceh kembali dikejutkan dengan kebijakan pemerintah Aceh. Pelantikan massal dan mutasi sebanyak 422 pejabat eselon II, III dan IV di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh yang dilakukan Gubernur Zaini Abdullah di Anjong Mon Mata, Selasa (5/2) siang ternyata menyisakan masalah dan kontroversi berkepanjangan. Betapa tidak, pelantikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Aceh Nomor Peg.821.22/001/2012 membuat heboh masyarakat luas, menyusul masuknya nama seorang yang sudah meninggal dunia setahun lalu sebagai pejabat eselon IV.a di Biro Hukum Setdaprov Aceh. Bukan hanya itu salah seorang yang sebelumnya pernah ditangkap mesum di angkat sebagai pejabat di Badan Dayah Aceh.

Persoalan lainnya adalah, seorang pejabat yang telah diplotkan untuk menduduki eselon III.a yaitu sebagai Kabid Program dan Pelaporan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh (Disbudpar) atas nama Muslim Yacob S.Ag, meski namanya jelas tercantum dalam SK pelantikan dan sudah hadir di lokasi, akhirnya batal dilantik, hal ini memperlihatkan adanya permainan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang merusak jalannya pemeribtahan.
Untuk posisi tersebut yang dilantik justru atas nama orang lain, yaitu Nyak Umar, yang hanya bermodalkan selembar undangan menghadiri pelantikan. Hal ini membuat Gubernur Aceh seperti kecolongan besar. Diberikannya jabatan kepada orang yang sudah meninggal dunia yang di-SK-kan Gubernur, tentu bukanlah sebuah kekeliruan kecil, yang bisa dibiarkan begitu saja. Lolosnya PNS yang sudah almarhum dalam SK mengindikasikan amburadulnya cara kerja tim yang menyeleksi calon-calon pejabat, yaitu Baperjakat.Ironisnya, Gubernur Aceh justru mengatakan ini merupakan sabotase, padahal mana mungkin seorang pejabat diberi jabatan tanpa adanya pengkajian yang mendalam tentang pejabat tersebut, sehingga menunjukkan pengangkatan pejabat di Aceh tidak secara professional dan proporsional.

 

  1. 6.      Penutup

Demikian tulisan ini saya buat sebagai refleksi perjalanan pemerintah Aceh di bawah kekuasaan Zikir yang merupakan komando tertinggi dalam barisan mantan kombatan GAM. Semoga ke depan perbaikan-perbaikan dalam berbagai sector pemerintahan dan kebajikan dapat dilakukan oleh pemerintah Aceh, sehingga menjawab kerinduan Rakyat akan perubahan dan kesejahteraan.

 

Delky Nofrizal Merupakan Penulis Muda Asal Barat Selatan

 

 

“JASA ACEH UNTUK INDONESIA”

Gambar

Oleh : Delky Nofrizal Qutni

Aceh Seminggu  jadi Ibukota Indonesia

Hampir terlupakan dari sejarah, bahwa Aceh pernah jadi ibukota sementara Republik Indonesia.

Peristiwa fenomenal itu terjadi pada tahun 1948, ketika pasukan Belanda melancarkan agresi militer II terhadap Jogyakarta, yang pada waktu menjadi ibukota RI. Dalam waktu sekejap, Jogyakarta jatuh dan dikuasai Belanda. Waktu itu, presiden pertama Indonesia, Soekarno yang sedang mengendalikan pemerintahan terpaksa harus memilih jalan untuk menyelamatkan bangsa. Tidak ada pilihan lain waktu itu, presiden Soekarno terpaksa mengasingkan diri ke Aceh. Setelah di amati waktu itu Biruen salah satu daerah di Aceh di anggap sebagai lokasi paling aman.

Soekarno berangkat ke Bireuen dengan menumpangi pesawat udara Dakota. Pesawat yang dikemudi oleh putra Aceh yaitu Teuku Iskandar, mendarat dengan mulus di lapangan terbang sipil Cot Gapu pada Juni 1948. Kedatangan rombongan presiden di sambut Gubernur Militer Aceh, Teungku Daud Beureu’eh,  Panglima Divisi X, Kolonel Hussein Joesoef, para perwira militer Divisi X, alim ulama dan para tokoh masyarakat. Tidak ketinggalan anak-anak Sekolah Rakyat (SR) juga ikut menyambut kedatangan presiden sekaligus PanglimaTertinggi Militer itu. Malam harinya di lapangan terbang Cot Gapu diselenggarakan Leising (rapat) akbar. Presiden Soekarno dengan ciri khasnya, berpidato berapi-api, membakar semangat juang rakyat Aceh di Keresidenan Bireuen yang membludak di lapangan terbang Cot Gapu. Masyarakat Aceh sangat bangga sekali dapat bertemu muka dan mendengar langsung pidato presiden Soekarno tentang agresi Belanda 1947-1948 yang telah menguasai kembali Sumatera Timur, dikenal sebagai Sumatera Utara sekarang.

Selama seminggu Presiden Soekarno berada di Aceh, aktivitas Republik dipusatkan di Bireuen. Beliau menginap dan mengendalikan pemerintahan RI di rumah kediaman Kolonel Hussein Joesoef (Meuligo Bupati Bireuen sekarang). Jelasnya, dalam keadaan darurat, Aceh pernah menjadi ibukota RI ketiga, setelah jatuhnya Yogyakarta ke dalam kekuasaan Belanda. Sayangnya catatan sejarah ini hampir terlupa dan tidak pernah tersurat dalam catatan sejarah kemerdekaan Indonesia.

 

Pesawat Seulawah Cikal Bakal PT. Garuda

Terselubung benar, tanpa diduga-duga ternyata pesawat pertama Indonesia merupakan hasil sumbangan dan jerih payah masyarakat Aceh. Pesawat Dakota RI-001 Seulawah, begitulah sebutannya (Pesawat tersebut sekarang diabadikan di Lap. Blang Padang – Banda Aceh). Pesawat ini adalah cikal bakal berdirinya perusahaan penerbangan niaga pertama  Indonesian Airways yang sekarang disebut Garuda Indonesia. Pesawat ini sangat besar jasanya dalam perjuangan awal pembentukan negara Indonesia. Masyarakat Aceh menyerahkan pesawat terbang Seulawah pada 1948 kepada pemerintah RI untuk meneruskan perjuangan melawan penjajahan Belanda.  Sumbangan dari rakyat Aceh tersebut setara dengan 20 kg emas.

Ketika keadaan sedang genting, Bung Karno berseru kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa dari Acehlah perjuangan diteruskan merebut setiap jengkal tanah yang diduduki Belanda. Biar negara ini tinggal selebar payung, perjuangan tetap diteruskan sampai penjajah angkat kaki dari bumi Indonesia. Untuk menggempur blockade Belanda, maka negara memerlukan sebuah pesawat terbang. Sudah beberapa wilayah di Sumatera Bung Karno singgahi, namun hanya masyarakat Aceh lah yang memenuhi anjuran Bung Karno untuk menyumbangkan pesawat terbang. 

Jika di lihat dari segi fisik, Pesawat Dakota RI-001 ini memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 meter. Bertenaga dua mesin Pratt & Whitney, berbobot 8.030 kg. Sementara kemampuan jelajahnya, dengan kecepatan maksimum 346 km/jam. Kehadiran Dakota RI-001 membuka jalur penerbangan Jawa-Sumatera, bahkan sampai ke luar negeri. Pada bulan November 1948, Wakil Presiden Mohammad Hatta mengadakan perjalanan keliling Sumatera dengan rute Maguwo-Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Maguwo.

 

Emas Monas Asal Aceh, Sumatera

Monumen Nasional (Monas) Jakarta dengan 38 kg emas yang dipajang di puncak tugu memiliki keindahan yang sangat merona. Ternyata di balik megahnya monument tersebut 28 kg dari 38 kg emas di Monas merupakan sumbangan dari salah seorang saudagar Aceh yang pernah menjadi orang terkaya Indonesia, beliau adalah Teuku Markam. Tentu saja banyak bantuan-bantuan Teuku Markam lainnya yang pantas dicatat dalam memajukan perekonomian Indonesia di zaman Soekarno, hingga menempatkan Markam dalam sebuah legenda.

Mengingat peran yang begitu besar dalam percaturan bisnis dan perekonomian Indonesia, Teuku Markam pernah disebut-sebut sebagai anggota kabinet bayangan pemerintahan Soekarno. Peran Markam menjadi runtuh seiring dengan berkuasanya pemerintahan Rezim Presiden Soeharto berkuasa di Indonesia.
Sungguh menyedihkan, akhirnya Ia ditahan selama delapan tahun dengan tuduhan terlibat PKI. Harta kekayaannya diambil alih begitu saja oleh Rezim Orba. Pernah mencoba bangkit sekeluar dari penjara, tapi tidak sempat bertahan lama. Tahun 1985 ia meninggal dunia. Aktivitas bisnisnya ditekan habis-habisan. Ahli warisnya hidup terlunta-lunta sampai ada yang menderita depresi mental. Hingga kekuasaan Orba berakhir, nama baik Teuku Markam tidak pernah dilakukan rehabilitir selama ini oleh masyarakat dan pemerintah.

Arun dan Pemberontakan di Aceh

Fasilitas Arun LNG telah menjadi kontributor penting untuk keseimbangan positif nasional alam Indonesia gas / LNG perdagangan. Arun (Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam) telah memberikan kontribusi nyata bagi perekonomian nasional dan lokal selama lebih dari tiga dekade. Lain gas industri berbasis dikembangkan di sekitar Arun, termasuk dua pabrik pupuk terkemuka dalam negeri, AAF (Asean Aceh Fertilizer) dan Iskandar Muda.

Provinsi Aceh  merupakan daerah yang memiliki tradisi panjang melawan pemerintah pusat Indonesia di Jakarta. Resistensi ini dimulai sebagai sebuah gerakan keagamaan, namun memperoleh nada yang berbeda sekali Mobil Oil Indonesia (MOI) menemukan kekayaan besar minyak dan gas alam di Lhok Seumawe, Aceh Utara pada tahun 1971. Penemuan ini terinspirasi perkembangan Lhok Seumawe Kawasan Industri (Zils), sebuah kantong yang ditujukan untuk minyak dan bahan bakar gas ekstraksi (LNG) alami untuk ekspor luar negeri. Sementara Zils telah menguntungkan bagi MOI (kini disebut Exxon Mobil Indonesia) dan kekuasaan broker di Jakarta, Aceh hanya mengalami efek samping yang berbahaya zona ini: degradasi lingkungan, dislokasi keluarga pribumi, arus masuk besar pekerja migran, dan gangguan dalam tradisional mereka mata pencaharian. Ini ketidakadilan menyebabkan munculnya Gerakan Aceh Merdeka (GAM), depan separatis bertekad untuk melihat Aceh menjadi kesultanan mandiri dan kaya minyak. Exxon Mobil telah berusaha untuk menyajikan dirinya sebagai pemain “netral” dalam perang dilancarkan antara Jakarta dan pemberontak, mempertahankan pemisahan yang agak palsu antara bisnis dan “politik”. Strategi ini telah terbukti berhasil. Baru-baru ini, pemberontak Aceh secara khusus ditargetkan Exxon Mobil, suatu perkembangan yang telah memimpin perusahaan untuk menghentikan produksi LNG di Zils sampai keamanan dikembalikan ke provinsi.

 

Harapan dan Kerinduan Rakyat Aceh Kian Mendalam

Begitu besarnya jasa rakyat Aceh terhadap NKRI mulai sejak perjuangan kemerdekaan Indonesia merupakan wakaf monumental rakyat aceh yang dibalut dengan keikhlasan. Hal ini tentunya menjadi alasan mendasar bahwa Aceh wajar dikatakan sebagai daerah modal kemerdekaan Indonesia.

Pasca konflik dan tsunami Aceh, hubungan Aceh dan Indonesia kian membaik setelah di tanda tanganinya MoU Helsinki 2006 lalu. Namun demikian, ternyata masih banyak poin-poin kesepakatan perdamaian yang seakan dalam permainan RI. Sehingga menunjukkan sikap belum ikhlasnya Indonesia dalam memperhatikan Aceh secara serius. Perlu dipahami oleh pemerintah Indonesia bahwa cinta yang ikhlas merupakan dambaan rakyat Aceh selama ini, Aceh yang aman rakyat sejahtera.

 

Delky Nofrizal merupakan Penulis Muda Pantai Asal Barat Selatan Aceh. [Tulisan ini di tulis sebagai synopsis lagu  album baru Rafly Kande(Seniman dan Budayawan Aceh)yang rencana akan di luncurkan akhir maret 2013 nanti].

SIMATA ELANG KU YANG MEHILANG

href=”https://pelurupena.files.wordpress.com/2013/02/meukek-20130116-01243.jpg”>GambarBerbilang bulan berhitung tahun menggenapi angka lima dalam rangkaian cerita, tak terasa kisah mulai tak berwarna. Sibuyung dari kecamatan antah berantah kian larut dalam cerita, terkenang kisah berantai rasa mengingat sesosok gadis muda di kecamatan tetangga, sebut saja namanya bunga. Sosok yang lembut budi pekerti, sholeha dan elok rupanya.Simata elang begitu buyung sebut bunga, berawal dari tapapannya yang tajam dan mempesona membuat debaran jantung sibuyung terasa berdetak cepat tak beraturan seketika.

Sejak lima tahun silam saling mengenal, dimulai kisah dalam pelatihan sederhana. Kelelahan hilang dengan tatapan ditambah meronanya sebuah senyuman. Sore itu terlihat cerah, di lokasi buyung buat pelatihan, tiba-tiba buyung menatap dengan kebingungan, melihat sesosok tatapan dari kejauhan. Siapa dia hati buyung kian bertanya, seakan bingung dengan apa yang dia rasa. Hingga malam terakhir dari sebuah acara buyung kembali di kejutkan dengan sapaan seorang bunga. Bagaimana tidak, buyung yang selama ini tak pernah terima kritikan karena disegani dengan jabatan ketua, namun malam itu secara tiba-tiba sebuah kritik sederhana menghujam rasa. Kritikan itu dari sesosok wanita dari sudut musholla, ternyata dialah si Bunga.

Terhitung sejak pelatihan itu buyung kian tersentuh rasa, meski tak dapat dimaknai namun membuatnya kian bertanya tentang sosok yang baru saja di kenalnya. Tak kuasa dengan penasarannya yang kian mendalam, buyung pun berusaha mencari di database peserta acara. Pelan-pelan akhirnya ketemu jua, langsung dicatat nomor hapenya. Pasca itu si Buyung semakin sering menghubungi bunga hingga silaturrahim pun terus terjalin dengan baik, tak kuasa ternyata buyung mulai jatuh hati pada si Bunga.

Meski awalnya hanya sebatas komunikasi lewat telepon genggamnya, seiring waktu Buyung semakin sering berkunjung ke rumah bunga. Buyung mencoba untuk selalu hadir dikala Bunga membutuhkannya. Sehingga bara rasa kian memukau jiwa. Uraian kisah asmara pun kian mewarnai hari buyung, hingga kasmaran kian melanda. Meski hati terus berbunga-bunga, namun Buyung tak pernah mengungkapkan langsung isi hatinya kepada si Bunga.

Sang waktu yang terus mengalun, jarak pun harus terbentang, buyung melaju ke ibukota melanjutkan langkah menggapai cita-cita. Namun jauh dimata dekat di hati, untaian pepatah mulai mengatakannya. Sebelum melaju buyung berkata :”ku tunggu dikau wahai adinda di ibu kota tanoh iskandar muda.” Ungkapan itupun mengiringi langkah buyung ke ibukota.

Meski kini jauh dimata, komunikasi terus berjalan seperti biasa. Walau tak jarang perseteruan terjadi diantara kedua nya,  bahkan sering si Buyung mencoba sabar dengan si Bunga. Setahun akhirnya si Bunga juga hadir di ibukota bumi rencong pusaka, harapan Buyung untuk bersama dalam mengarungi pertualangan di perantauan ibukota. 

Di perantauan berawal indah dikala si Bunga terlihat beri harapan, Buyung berencana ungkapkan semua isi hati yang terpendam lama, bahkan hampir tak kuasa Buyung menahan rasa yang tersimpan di dalam  jiwa. Segenap kisah terus teruntai, semangat Buyung pun kian menggebu menghadirkan sebuah motivasi di dalam diri. “Aku akan lakukan yang terbaik untukmu, tunjukkan bahwa ku mampu memberikan sesuatu yang bermakna dalam hidupmu, ku akan buat dirimu bangga dengan ku” sering ungkapan itu menyelimuti lamunan Buyung padahal dia belum pernah untaikan rasa cintanya kepada Bunga dan hanya mampu bercerita pada teman-teman Bunga yang juga dekat dengannya.

Memang bagi Buyung untuk mengungkapkan cintanya langsung pada si Bunga terasa berat, Buyung yang di kenal dengan vokalnya dalam bicara dan tak jarang lagi menggema lantunan orasinya ternyata juga tak mampu berbicara rasa pada si Bunga, bahkan dia biarkan memendam semua rasa yang terpendam di dalam jiwa. Seakan Buyung terbungkam jika berjumpa bunga, retorika, analogika bahkan cakologi buyung terhenti di depan Bunga. Semua harapan akan hubungan juga tak jadi realita.

Pertemuan di suatu sore yang cerah, seakan beri isyarat akhir cerita. Di sebuah jalan buyung bertemu Bunga, sambil menyerah beberapa buku bacaannya, namun hanya khabar yang ditanya dan beberapa nasihat saja. Bunga berbalik ke kediamannya, menelusuri gang-gang yang Buyung tak tau tempat tinggal Bunga. Buyung berencana menghampiri Bunga untuk mengungkap cinta dan lara, namun saying bunga seakan hilang seketika di antara lorong-lorong dan Gang-gang yang ada disana. Buyung mencoba mencari, namun semua tiada arti, sosok gadis itupun tak lagi ditemui. Lagi-lagi kesempatan yang ada terlewatkan begitu saja.

Beberapa malam kemudian sebuah sms bunga menghampiri Hape Buyung,”kanda sudahlah mungkin kita punya jalan terbaik, saya hanya anggap kanda sebagai abang semata, makanya kita harus hapus semua rasa yang mungkin tercipta dalam cerita kita,” ungkap Bunga melalui pesan singkatnya. Terhenyak jiwa Buyung seketika, buyung bingung bercampur resah. Seakan bathin nya hancur berkeping keping. Buyung heran kenapa tiba-tiba pesan itu yang harus dia terima sebelum dia sempat utarakan cinta dan cerita.

Buyung mencoba memahami, mencoba tetap bijaksana Buyungpun membalas pesannya. “hadirmu sebuah nuansa keindahan, semua cerita tuhan penentunya begitu juga cerita kita.” Pesan tersebut pun di kirimkan kepada Bunga. tak lama kemudian buyung kembali terhanyut dalam dilema, membaca balasan sms dari si bunga. “Jauhi aku, lupakan aku, dan jangan ganggu aku, ungkap Bunga seakan memberi isyarat agar Buyung melupakannya. Dengan sederhana Buyung berkata :”adakah ku bersalah padamu? Tolong jelaskan padaku hingga ku bisa memperbaikinya. Perlu kau tahu wahai adinda, dari dulu ku terus berdo’a agar kau yang terbaik bagiku.” Pesan itu segera dikirimkan kepada bunga.

Setelah tiga puluh menit tak lagi menerima balasan, buyung kembali mengirim pesan. “Adakah kehadiran ku selama ini tak bermakna, dan adakah diam solusi untuk kita?, “buyung lanjutkan ketikan pesannya, “mungkin ku kini harus berdoa jika kepada yang kuasa dengan bahasa yang berbeda. Harus kah ku meminta jika kau yang terbaik bagi ku dan aku yang terbaik untukmu maka tuhan persatukanlah kami hingga ikatan yang halal secara agama, namun jika ku bukan yang terbaik untukku maka tuntunlah aku untuk melupakannya dan semua cerita tentangnya.” Pesan itupun di kirimkan buyung dengan hati yang kian terluka.” namun sayang berkali-kali pesan itu di kirim, laporan pengiriman selalu gagal. Ketika di cek ternyata pulsanya sudah habis. Ingin keluar mencari pulsa namun Buyung kembali kesal karena kehilangan kunci kereta.

Keesokan harinya pun Buyung setelah mengisi pulsa mencoba mengirimkan kembali pesan semalam, namun juga tak ada balasannya. Buyung yang mulai resah dengan pesan tanpa balasan, mencoba untuk miscol namun sayang, ternyata nomor hape si Bunga sudah tidak lagi aktif.

Sejak kejadian itu, Buyung tak pernah lagi bicara dan komunikasi dengan si Bunga. Namun,  ketika 8 februari menjelma Buyung selalu ingat si Bunga. Berharap hadir dan berjumpa namun keinginan itu juga tak terlaksana. 8 februari begitu monumental,hari itu ulang tahun si Bunga  yang selalu di kenang Buyung sepanjang masa. Si mata elang dimanakah kau kini, adakah kesempatan untuk kita bersua,hingga terobat rindu yang terus bersemanyam di dalam jiwa.

 

Delky Nofrizal adalah Penulis Muda asal Pantai Barat Selatan